Beranda | Artikel
Manajemen Kejam ISIS
Senin, 17 Juli 2017

ISIS HAUS DARAH DAN PEMBUNUHAN

Abu Muhammad al-Adnani juga pernah mengatakan : “Siapa pun yang bersikeras untuk tetap bertahan dalam barisan shahawat pengkhianat, dayyuts, boneka, tentara dan polisi-polisi pemalas ; dan siapa saja yang beraliansi serta membantu mereka memerangi mujahidin, maka darahnya halal. Bagi kami, orang-orang seperti itu berada di urutan teratas dalam daftar buruan kami.

Pasukan dan pembela Daulah Islam harus memenggal kepala mereka, mengusir, dan mengejar mereka dimanapun berada, menghancurkan atau membakar rumah mereka, setelah para wanita dan anak-anaknya dikeluarkan terlebih dahulu, sebagai  balasan yang pantas!”[1]

Saya sampaikan :

Video-video pemenggalan kepala,[2] menenteng dan mencopot kepala secara amat sadis, tentu masih segar dalam ingatan bagi siapapun yang berakal.

Apakah agama Islam nan agung begitu haus akan darah hingga seburuk itu?

Kami berlindung kepada Allah dari kebodohan dan dari orang-orang bodoh

MANAJEMEN KEJAM ISIS

Amat banyak bentuk kekejaman dan kekerasan[3] yang telah disebarluaskan melalui jaringan internet. Lebih-lebih di era keterbukaan informasi sekarang ini. Bahkan andaipun kekejaman ini terjadi karena kebenaran,[4]tetap saja akan memperburuk citra Islam yang agung dan rahmat Rabb bagi seluruh alam. Imbasnya, tindakan itu pun akan memperburuk citra kaum muslimin yang taat di mata semua orang, bahkan di mata kaum muslimin sendiri.

Sampai saat ini, kita masih mendengar sebagian orang awam atau anak-anak kecil, bahkan di negeri kita, negeri Islam yang baik, tempat iman dan rasa aman berada, ketika mereka melihat orang yang taat beragama dengan ciri yang tampak jelas pada dirinya, mereka sesekali dengan lantang entah lantaran takut atau entah mencemooh, mengatakan “ ISIS…ISIS..”

ISIS MEMBAKAR TAWANAN HIDUP-HIDUP

Kelompok ISIS telah membakar hidup-hidup Mu’adz al-Kasasbah –semoga rahmat Allah Azza wa Jalla tercurah padanya dan kami menganggapnya syahid di sisi-Nya[5]– seorang pilot berkebangsaan Yordania yang sebelumnya mereka tawan

Dengan cara seperti ini, mereka telah melanggar banyak sekali nash syar’i yang melarang membakar makhluk hidup, bahkan hewan sekalipun ; melarang menggunakan cara pembakaran bahkan terhadap orang kafir dan musyrik sekalipun.

Lantas bagaimana halnya terhadap kaum muslimin?

Selain tindakan pembakaran, karena kebodohan, mereka mencampuradukan antara praktik mutilasi terhadap orang yang sudah meninggal, dan penyiksaan terhadap orang-orang yang masih hidup.

Juga karena kebodohan, mereka mencampuradukkan antara dibolehkannya melakukan tindakan mutilasi sebagai balasan setimpal secara qishah, dengan larangan melakukan hal itu sebagai tindakan permulaan.

Mereka mencampuradukkan antara aksi pembakaran yang terlarang secara keseluruhan dan aksi mutilasi yang dibolehkan dengan sejumlah ketentuan.

Mereka mencampuradukkan antara tindakan yang boleh dilakukan terhadap orang-orang kafir, dan tindakan yang tidak boleh dilakukan terhadap kaum muslimin.

Mereka mencampuradukkan antara hukum tawanan yang berhasil ditangkap dengan hukum bagi prajurit lawan yang tidak berhasil ditangkap.

Dan masih banyak lagi kebodohan lain yang dilakukan oleh kelompok ISIS

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dengan pemahaman yang benar memberikan uraian dalam Majmu’ul Fatawa (Kumpulan Fatwa XXVIII/314) :

“…Terkait mutilasi dalam pembunuhan, hukumnya tidak boleh dilakukan melainkan dengan alasan qishas. Dalam hal ini Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu pernah menuturkan : Setiap kali Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhutbah, beliau selalu memerintahkan kami bersedekah, dan melarang kami melakukan mutilasi.[6]Bahkan terhadap orang-orang kafir sekalipun. Apabila kita membunuh mereka, kita tidaklah dibolehkan memutilasi mereka, setelah pembunuhan dilakukan. Kita tidak boleh memotong telinga ataupun hidung, atau membelah perut, kecuali apabila mereka melakukan hal tersebut kepada kita. Saat itulah, kita baru dibolehkan melakukan tindakan yang sama. Namun lebih baik jangan melakukan tindakan seperti itu”.

Saya sampaikan, jika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengharamkan aksi mutilisasi dalam pembunuhan terhadap non muslim, lantas bagaimana mungkin dapat dibayangkan bahwa beliau membolehkan perilaku yang lebih kejam dari itu (yaitu membakar orang hidup-hidup) lebih-lebih terhadap seorang muslim

Ini jelas membuktikan kebohongan ISIS atas nama para ulama. Sekaligus  membuktikan sikap mereka yang dengan sengaja mengada-ada atas nama imam besar Ibnu Taimiyah ini,[7] serta penyelewengan yang mereka lakukan terhadap pernyataannya.

Saya kira mereka melakukan  hal itu semata-mata karena tipu daya buruk yang mereka rencanakan untuk menjauhkan siapa pun dari imam besar ini, juga untuk menjauhkan mereka dari manhaj beliau yang mulia. Karena dalam sejarah Islam, kita tidak mengenal seorang pun yang berdiri laksana benteng kokoh melawan Khawarij dan Rafidhah –kelompok yang mengkafirkan imam-imam kaum muslimin- seperti halnya imam yang agung ini.[8]

 

[Disalin dari kitab Da’isy al-Iraqi wa asy-Syam fi Mizanis Sunnah wal Islam, edisi Indonesia ISIS Khilafah Islamiyah atau Khawarij, Penulis Syaikh Ali Hasan al-Halabi (1436H/2015M), Penerjemah Umar Mujtahid, Lc. Penerbit Pustaka Imam Asy-Sfai’i, Ramadhan 1436H/Juli 2015M]
______
Footnote

[1] Ini pengecualian yang jelas, walaupun dalam praktikanya mereka sering kali melanggar ketentuan ini.

[2] Siapa pun yang berusaha membolehkan praktik pemenggalan kepala dengan mengutip sebagian nash-nash Nabawi ataupun fakta sejarah, orang itu telah bersikap serampangan.

[3] Salah seorang pemikir ISIS menulis sebuah buku berjudul Idaratus Tawabbusy!. Paul Pillar menulis sebuah artikel di harian National Interest Amerika, edisi 4/1/2015 dengan judul Limadza Yumkin an Tudammira Da’isy Nafsaha? Ia menyatakan dalam artikel ini :”Cara-cara operasi ISIS yang kejam dan menakutkan, dengan sendirinya sudah cukup untuk menghancurkan kelompok teroris ini.

[4] Meski kenyataannya tidak seperti itu.

[5] Berdasarkan banyak dalil, di antaranya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

صَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِيْدٌ

“..Orang yang meninggal dunia karena terbakar itu adalah syahid” HR Ahmad (no. 32804), an-Nasa’i (no.1846) dan lainnya, dari Jabir bin Atik dengan sanad shahih. Namun kami tidak menganggap sang pilot suci di mata Allah.

[6] HR Ahmad (no.19857), Abu Dawud (no.2667) dan ath-Thayalisi (no.875). Hadits ini dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil (no.2230).

[7] Tipu daya besar ISIS ini dimanfaatkan oleh sebagian orang yang tidak mendapat bagian di akhirat dari kalangan Jurnalis dan pemilik pemikiran menyimpang untuk melancarkan serangan membabi-buta dengan segala kebatilan, kepalsuan dan kebodohannya terhadap imam yang agung ini. Silahkan lihat teks pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah secara lengkap dalam al-Fatawa al-Kubra (V/545) dan al-Furu’, Ibnu Muflih (X/265)

[8] Al-Fatawa al-Kubra, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (III/475)


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/7047-manajemen-kejam-isis.html